“Saatnya yang muda yang berperan dengan kreativitas yang tak gampang padam.” – Najwa Shihab.
Seperti kutipan kata mutiara di atas, di jaman ini, setiap insan di dunia dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi. Karena dengan kita memiliki kreativitas, kita memiliki kesempatan besar untuk bisa unjuk gigi dalam persaingan global di masa depan.
Di kesempatan kali ini, Mahasiswa/i Teknik Industri STTS angkatan 2018 menunjukkan kreativitas mereka dengan membuat lokomotif kereta beserta gerbong-gerbongnya.
Ah, cuma buat kereta-keretaan aja semua juga bisa.
Eittsss… Mereka tidak membuatnya dari kayu loh. Tapi mereka membuatnya dengan alat yang ada di salah satu Laboratorium CAD/CAM, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, yaitu JGAURORA 3D Printer-A5S (untuk tahu lebih lengkapnya tentang 3D Printer ini, bisa cek pada postingan-postingan sebelumnya) dengan menggunakan filament sebagai bahan cetaknya.
Tapi kali ini mereka diberi tantangan, yaitu membuat lokomotif kereta dan gerbong ke dalam bentuk sebuah lego (mainan bongkar pasang). Wow! Gimana cara membuatnya?
Mereka membuat desain dan dimensi dengan menggunakan software AutoCAD, seperti pada gambar berikut ini :

Setelah desainnya jadi, dibagi menjadi beberapa bagian yang akan dikerjakan masing-masing oleh kesembilan Mahasiswa/i angkatan 2018. Ada yang membuat bagian dasar kereta, roda gerbong, lokomotif, gerbong kereta 1, gerbong kereta 2, gerbong kereta 3, dan juga connector sebagai penghubung antar gerbong dan lokomotif.
Setelah masing-masing bagian jadi, dilakukan scaling (mengatur ulang skala benda) sehingga berukuran layaknya miniatur dengan panjang keseluruhan adalah + 60 cm dan lebar + 7 cm.
File kemudian di export dalam bentuk <nama file>.STL (contoh : kereta.STL). Kemudian dilakukan import ke dalam software JGCreate untuk mengubah format file dari .STL menjadi .gcode supaya file dapat terbaca oleh mesin 3D Printer.
Setelah format file menjadi .gcode , barulah bisa di cetak menggunakan 3D Printer. Tetapi tidak mungkin desain di atas dapat di cetak dalam sekali cetak saja, mengingat volume maksimal yang bisa dicetak menggunakan mesin ini adalah terbatas. Filament yang digunakan adalah jenis PLA (Polylactic Acid).


Nah, apa sih kata mereka tentang kesulitan yang dialami selama proses pengerjaan?
Ferry : kesulitan waktu membuat proyek ini adalah melepas benda 3D printer dari bed, membersihkan suppport pada 3D objek, mengkoordinasi antar objek 3D sesama teman, membagi waktu.
Abdiel : kesulitan dalam membuat gerbong kereta adalah membuat connector dan lubangnya. Soalnya jika terlalu besar bisa tidak mau masuk. Jika kekecilan maka akan kelonggaran. Waktu membuat laporan harus menunggu hasil gerbong yang lain karena akan dimasukan di laporan hasilnya. Tetapi, gerbong yang lain masih tahap diprint jadi memasukan hasil 3D Printer di laporan hanya yang selesai dicetak.
Oktavia : kesulitannya saat membuat roda gerbong, kesulitan menentukan tentacle.
Davin : kesusahannya saat membuat desain yang hilang dan saya harus buat desain kembali di h-1, dan ada bagian yang salah print.
Ani : kesulitannya saat harus menyamakan ukuran connector antar gerbong, support yang cukup padat sehingga kesulitan saat melepas dan akhirnya beberapa part kecil lepas, kesulitan saat memasang antar lego karena dinding yang tipis dan rapat.
Trinata : kesulitan adalah dalam membuat .gcode semua desain itu dan harus bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Terlepas dari semua itu, mereka akhirnya berhasil menyelesaikan hasil karya mereka dengan baik dan bagus. Bagaimana hasil akhirnya nanti? Loh, masih ada tahap selanjutnya? Ada dong!
Tunggu di postingan selanjutnya…